Walaupun begitu, saya berangan-angan untuk bisa menjadi seseorang yang berguna kelak di suatu masa yang dimana pada waktu itu akan ada banyak orang yang membutuhkan. Ulama? Terlalu tinggi memang jika anda bercita-cita seperti itu, tapi dengan man jadda wa jada tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Memang kesannya seorang ulama adalah pribadi yang jaim, menggunakan kain sarung, baju koko, sorban, dan kopiah
kemanapun pergi dan kerjaannya hanya keliling masjid untuk menyampaikan tabligh. Tapi kesan itu berubah ketika saya mengenal KH. Dr. Fadlil Yani Ainusyamsi, MBA, M.Ag.. Seorang ulama kharismatik yang belum saya temukan kekurangan akhlaqnya. Kesehariannya moderat, bisa menempatkan diri dengan sikon. Berdakwah tidak harus menggunakan kalimat2 yg membuat mata menjadi suntuk, tapi dengan alunan nada irama yang bisa membuat hati menjadi sejuk dan merasakan indahnya islam.
Tidak harus menggunakan pakaian yang menunjukkan keulamaannya, karena menurutnya ulama itu bukan dilihat dari atribut, tapi akhlaq dan keilmuannya. Beliau tidak canggung ketika suatu saat harus menggunakan celana jeans, kaos, topi, dan kacamata yang identiknya dipakai oleh anak muda. Tapi luar biasa, ketika beliau sudah menginjak mimbar dakwah, maka sangat terlihatlah bahwa beliau adalah seorang ulama yang menyampaikan pesan2 dakwah islam. Sungguh luar biasa Kang Icep. Seorang ulama, dosen, guru, motivator, musikus handal, olahragawan, ayah, sahabat, teman dan kekasih (buat Bu Una). Pribadi terhebat yang pernah saya temui. (tanpa mengenyampingkan Rasulullah)
Dari uraian di atas, saya menyimpan harapan untuk dapat menyamai bahkan melebihi kemampuannya sebagai insan kamil di mata Allah dan hambanya.......
Imam Mahdy Qardhawy
(Mahdy Muhajir Amry)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar